Menurutdr. Eric Kasmara, SpOG, spesialis kandungan dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, tak salah bila banyak orang kerap berpikir demikian. PMS memang bisa menghinggapi 70-80 persen wanita usia reproduktif. “Paling tidak, sekali dalam hidupnya wanita pernah mengalami PMS,†ungkap Eric.
Jakarta - Melahirkan normal menjadi keinginan bagi setiap wanita dan calon ibu. Jika tak ada kendala atau risiko tertentu, dokter pun biasanya menyarankan untuk melahirkan dengan bagi ibu hamil yang memiliki miopia dengan minus tinggi, dokter kandungan biasanya akan menyarankan berkonsultasi dahulu ke spesialis mata. Sebab hal ini bisa menjadi risiko dan disebut bahwa wanita dengan minus tinggi tak bisa melahirkan dengan normal. Bagaimana faktanya?"Sebenarnya untuk indikasi miopia minus tinggi itu ibu masih dikasih kesempatan untuk persalinan normal. Kondisinya relatif tergantung ibu, dikatakan batas minus 6. Tapi ada juga yang minusnya lebih tinggi tetap bisa melahirkan normal, tergantung dari saran dokter mata," kata spesialis kandungan dan kebidanan dari RS Pondok Indah, dr Eric Kasmara, SpOG dalam webinar, Kamis 18/6/2020. dr Eric menjelaskan, bagi ibu hamil dengan minus di atas 6 apabila ingin melahirkan normal akan disarankan untuk konsultasi lebih dahulu ke dokter spesialis mata. Dokter mata kemudian akan melihat risiko retina detached atau kerusakan retina. Apabila dikatakan aman, maka bisa dilakukan persalinan normal."Kalau lasik sebetulnya sesuatu yang berbeda karena targetnya kornea. Kecembungan kornea dimodifikasi tapi kecembungan bola mata dan lensa tetap ada, minusnya tetap tinggi. Jadi harus konsultasi ke dokter spesialis mata, kalau dikatakan risiko kecil bisa lanjut konsultasi ke dokter kandungan baiknya seperti apa," pungkas dr Eric. Simak Video "Cerita Dokter Soal Greysia Polii yang Tunda Kehamilan Demi Olimpiade" [GambasVideo 20detik] kna/kna Naștereaîn timpul pandemiei de virus corona necesită o pregătire specială. Ministerul Sănătății îndeamnă cu 7 zile înainte de HPL, femeile însărcinate să facă screening pentru Covid-19.Jakarta - Beberapa perempuan yang menggunakan IUD atau alat KB spiral mengatakan masa haidnya jadi lebih panjang. Mengapa bisa demikian?dr Eric Kasmara, SpOG dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah menjelaskan IUD yang bentuknya menyerupai huruf T dipasang di dalam rahim. Karena IUD ini merupakan benda asing, maka endometrium selalu dalam keadaan gelisah. Ini menyebabkan terjadi inflamasi atau peradangan."Peradangan ini bukan karena ada bakteri tapi karena ada benda asing itu tadi. Jadi sel darah putih berkutat di sekitar endometrium karena berusaha menyerang benda asing itu," terang dr Eric dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu 2/12/2015. Baca juga Keguguran Tak Disadari Bisa Dikira Menstruasi BerkepanjanganAkibat inflamasi atau peradangan, maka lebih rentan berdarah. Ini makanya, setelah menstruasi, beberapa perempuan yang menggunakan IUD mengatakan munculnya bercak darah di celana dalamnya. Karena itu dia menganggap menstruasinya berlangsung lebih panjang, di mana menstruasi jadi 10-14 hari."Umumnya tubuh kemudian akan beradaptasi, menoleransi keberadaan IUD. Saat ada ibu yang pasang IUD, nggak bisa dibilang pasti nanti berdarah-darah lho. Tubuh kadang perlu adaptasi. Makanya biasanya dicoba enam bulan," tutur ayah tiga anak Eric mengatakan dirinya pernah menemukan pasien yang baru dua bulan meminta IUD dilepas karena keluhan menstruasi berkepanjangan. "Spotting memang bisa terjadi sebagai akibat inflamasi itu. Kalau baru dua bulan dipasang lalu dilepas sebenarnya sayang. Soalnya IUD kan alat KB jangka panjang," juga Menstruasi Berkepanjangan yang Bikin KhawatirDihubungi terpisah, dr Hari Nugroho, SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya menjelaskan IUD bekerja dengan memacu peradangan pada rongga rahim. Karena itu salah satu efeknya adalah membuat perdarahan lebih banyak dari biasanya. "Tapi tidak perlu khawatir. Sekitar 90 persen pemakai IUD hanya memanjang menstruasi sekitar 4 bulan pertama, setelah itu rata-rata akan kembali normal," kata dr Hari. vit/upKanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita usia reproduktif, antara usia 20 -30 tahun," ujar dokter spesialis kandungan dan kebidanan, Dr Eric Kasmara AMd SpOG pada seminar "Deteksi Dini dan pencegahan Kanker Leher Rahim" di Jakarta, belum lama ini. Spesialis Obstetri dan Ginekologi Kebidanan dan KandunganSlide 1 of 5dr. Aulia Fadli, Obstetri dan Ginekologi Kebidanan dan KandunganKota Jakarta TimurNot Available Hari inidr. Wieke Diana, Obstetri dan Ginekologi Kebidanan dan KandunganKota Jakarta TimurNot Available Hari iniBuat JanjiBiodata / ProfilExpertiseBahasaInsurance & PaymentsMetode Pembayaran PribadiKonsultasi di KlinikVideoInfo Klinik
Febru klik disini. Different Risk of Complications in Twin PregnancyYlKAa.